Garis Waktu
By : Naraanim
Identitas buku
Cetakan I : 2016
Bahasa : Indonesia
ISBN : 978-979-794-525-1
Tebal : 212 halaman
Sinopsis
Dimulai oleh sosok
Aku yang bertemu dengan Kamu dalam sebuah perjumpaan yang sederhana. Di bulan
April, tahun pertama saat itu. Di bulan Mei masih di tahun yang sama Aku
dipertemukan kembali dengan Kamu kemudian sesuatu yang tumbuh secara diam-diam
itu datang.
Juni, tahun pertama Aku
masih menantimu, sementara engkau mengejar dirinya dan aku mengejar dirimu.
Kemudian kalimat ‘jadilah dri sendiri’ terasa klise saat itu. Tak perlu meminta
mereka untuk mengerti karena menurutku seharusnya ‘jangan berusaha menjadi
keren, berusaa menjadi jujur’
Agustus, Ketika kukira
aku istimewa ternyata memang kau terbagi ke segala penjuru hingga kau bertemu
dirinya dan bersamanya. Kalau saja aku mampu sudah kupastikan bahwa aku pantas
untuk bersamamu. Masih dalam penantian dirimu, aku rindu sosokmu yang
memberitahuku bahwa cinta terpendam adalah bahasa kehenngan dengan hati yang
saling menggenggam. Aku terjebak dalam Zona pertemanan, dipukul mundur perlahan
demi perlahan.
Februari, Ketika
duaniamu hancur berkeping-keping, aku menjadi pelarian untukmu. Hingga aku
memperkenalkanmu pada makhluk pecicilanku yang bernama hati. Aku menjadikanmu
poros semestaku, saat itu ketika hati kita melebur aku bersamamu yang akan
membuat hari-harimu menjadi bahagia.
Setelah kedatanganmu
dalam hidupku, aku merasa menjadi orang yang sangat bahagia. Aku hanya takut
tidak bisa menjadi yang terbaik untukmu. Sebuah ubungan pasti dilandasin ole
perbedaan, perbedaan itu indah. Kita bisa berbagi perspektif baru, ilmu baru,
wawasan baru, tetapi tetap harus mempunyai visi dan misi yang sama.
Agustus tahun kedua
serangkaian kode itu membuatku jengkel kata-kata ‘enggak kenapa-kenapa’ ‘gak
ngeh’ berujung pada kalimat ‘kamu enggak peka’. Coba simpan dulu gadgetmu, lalu
tatap mataku. Sebuah dialog akan lebih mendewasakan dibandingkan permainan
kode.
September tahun kedua,
aku mempunyai banyak rencana indah bersamamu. Karena menurutku untuk menjadi
indah itu sangat sederana. Pertama, kau kenal orangnya, lalu kau kenal
sahabatnya, lalu kau kenal keluarganya, lalu kau menjadi bagian dari hidupnya,
indah..
Januari, tahun ketiga
aku pergi untuk mencapai cita-citaku, kamupun begitu pergi menggapai
cita-citamu. Jarak pun mencoba peruntungannya, aku harus sabar meski aku tau
sabar itu tak mudah. Perlahan tapi pasti, aku menaiki tangga kesuksesan begitu
juga dengan dirimu.
Agustus tahun ketiga,
aku pulang untuk bertemu denganmu tapi aku merasa kamu berubah. Obrolan kita
tidak sepanjang dulu lagi, kamu berbeda. Ternyata perbedaan itu karena kamu
sudah memiliki seseorang selain aku. Aku marah dan pergi meninggalkanmu.
Desember tahun ketiga,
hanya tersisa kenangan diantara Aku dan Kamu. Setelah kepergianmu aku belajar
untuk menjadi lebih baik, denganmu aku belajar untuk melakukan yang terbaik,
tanpamu aku belajar untuk memperbaiki. Ingin rasanya kembali menjadi anak kecil,
dimana segalanya begitu sederhana. Ketka aku hancur dan kehilanangan arah, ada
kalian para sahabat yang mnyelamatkanku.
Maret, tahun kelima
sepucuk surat undangan datang kepadaku, kau menikah dengan lelaki pilihanmu.
Pada akhirnya jemari akan menemukan genggaman yang tepat, kepala akan menemukan
bahu yang tepat, dan hati akan menemukan rumah yang tepat.
Terima kasih darimu aku
belajar untuk mendamba, berharap, jatuh cinta, patah hati, hingga kemudian
sembuh dan mampu melangkah lagi. Perasaan kita tidaklah mati, melainkan hanya
bermetamorfosis menjadi sesuatu yang jauh lebih indah. Salam untuk dia yang
kini menjagamu, kuharap kau baik-baik saja. Jangan khawatirkan aku, alam
semesta mempunyai rencana yang lebih besar untukku.
“Pada Sebuah garis waktu yang merangkak
maju, akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang mengubah hidupmu
untuk selamanya.
Pada Sebuah garis waktu yang
merangkak maju, akan ada saatnya kau terluka dan kehilangan pegangan.
Pada sebuah garis waktu yang
merangkak maju, akan ada saatnya kau ingin melompat mundur pada titik-titik
kenangan tertentu.
Maka, ikhlas saja kalau begitu
Karena sesunggunya, yang lebih
menyakitkan dari melepaskan sesuatu adalah berpegangan pada sesuatu yang
menyakitimu secara perlahan”
Kelebihan
Kelebihan dari buku ini adalah kata-kata nya yang
kekinian sehingga membuat pembaca khususnya anak muda sangat mudah dipahami.
Jadi
apakah buku ini sangat rekomendasi? Aku akan bilang ya, kalau untuk sekedar
teman perjalanan di kereta boleh saja, terutama untuk kamu yang memang suka
bacaan puitis atau yang memang sedang patah hati.
Buku
ini bisa menguatkan kamu untuk kembali bangkit dari rapuhnya kehilangan. Buku
ini juga cocok untuk remaja SMA atau yang lagi di bangku kuliahan, akan lebih
mengena ke mereka dibanding ke yang sudah menikah.
Kekurangan
Banyaknya
bahasa yang dilebih-lebihkan, sehingga membuat pembaca harus membacanya 2 kali.
Banyak kata-kata ilmiah seperti metamorfosisi
yang seharusnya dijelaskan atau dibuat catatan kaki.
Tapi kalau kamu adalah pembaca kelas berat atau yang
berharap banyak dari sebuah buku, saya tidak merekomendasikan buku ini.
Terimakasih telah membaca,
Mohon maaf apabila ada kata-kata yanng kurang berkenan
Penulis pamit undur diri ^^