The Perfect Father
Kritik
Sastra Film “ The Perfect Husband ”
Disusun Oleh :
Kelompok 7
1. DN
2. HPZ
3. SY
4. TMR
SEKOLAH
MENENGAH KEJURUAN NEGERI 7 BANDUNG
Jalan Soekarno-Hatta No. 596
RT 011 RW 004, Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buahbatu, Bandung Telp.+62-22-7563077, Fax.+62-22-7563077
TAHUN
2018
Identitas Karya Sastra
Judul : The Perfect Father
Sutradara
: Rudy Aryanto
Penulis
Naskah : Indah Ryana
Ide
Cerita : Novel “The Perfect Husband”
The Perfect Father
Karya Novel The Perfect Husband
Screenplay kembali menyapa penikmat film Indonesia dengan
merilis film The Perfect Husband.
Film yang diadaptasi dari novel karya Indah Riyana tersebut menampilkan cerita
segar dibanding film-film produksi Screenplay sebelumnya.
The Perfect Husband adalah contoh sempurna dari formula
kisah cinta dalam film televisi, ia tidak membuang waktu memperlihatkan
bagaimana Ayla, gadis cantik anak kelas 3 SMA, yang mobilnya bersenggolan
dengan mobil seorang pria berseragam pilot, yang ternyata adalah pria yang
telah diperintahkan oleh ayah Ayla untuk menjadi calon suami Ayla.
Mendengar informasi sepihak tentang masa depan hidupnya,
terang saja Ayla bereaksi heboh. Dia tidak berlama-lama di fase penyangkalan. Kemudian
dia bisa dibilang langsung marah, dan Ayla tetap bertahan di
tahap tersebut. Ayla mengambil sikap protes kepada ayahnya. Dia menolak Arsen si
pilot, mentah-mentah. Di balik usianya, Ayla memang tampak seperti wanita muda
dengan pola pikir yang cukup kritis, namun film tidak berada di jalur yang
demikian. Alasan Ayla tidak mau dijodohkan adalah karena Arsen hanya pemuda
jika dibandingkan dengan ayahnya, dan Ayla sudah punya pacar anak band.
Berikutnya, Alih-alih membuat
diri dan pacarnya tampil lebih baik sehingga dapat dipercaya di mata ayah, Ayla
malah sengaja tampil kurang ajar. Sampai
teman satu geng Ayla sendiri malah jadi kasihan kepada Arsen yang selalu
‘dikasarin’ sama Ayla. Sebenarnya, perspektif ini yang membuat film menjadi
menarik. Ayla melakukan segala cara minus, mulai dari bersikap dingin,
terang-terangan memiih Ando, bersikap cuek, sampai berbohong dalam upayanya
mengeluarkan diri dari perjodohan. Ayla ingin menggunakan penilaian ayahnya
terhadap Ando sebagai senjata utamanya kala keluarga Arsen datang berkunjung.
Tapi tentu saja, hal tersebut semakin membuktikan ketidaksukaan ayahnya kepada
pilihan Ayla yang begundal. Dinamika ayah-anak ini menjadi bumbu cerita. Arsen
kerap meminta panduan dari calon mertuanya demi meluluhkan hati Ayla.
Umur
ayah menjadi semakin singkat karena mendengar kebohongan Ayla, ketika Ayla
sedang di Club bersama pacarnya. Sang kakak mengabari Ayla bahwa Ayahnya sudah
tiada. Pada saat itu Ayla merasa menyesal karena tidak mendengarkan perkataan
ayahnya. Ayla menyadari bahwa maksud dari perjodohan ini, yaitu untuk masa
depannya sendiri dan perasaanya pun tidak bisa dibohongi bahwa Ayla menyukai
Arsen.
Semua orang di dalam film ini saling bersikap menghakimi terhadap satu sama lain. Ayah
menjodohkan Ayla karena ia tidak percaya pergaulan dan pilihan Ayla. Begitupun Ayla punya curiga
kepada Arsen kenapa mau saja dijodohkan. Masih ada ibu Arsen yang punya
prasangka dan penilaian sendiri terhadap Ayla.
Film drama komedi ini menawarkan cerita zaman kekinian
dengan unsur jaman dulu. Meski cerita yang dihadirkan seputar romansa remaja dan
segala dinamikanya, The Perfect Husband
memiliki tema perjodohan. Yap, zaman sekarang seakan perjodohan dianggap
bahasan yang dianggap enteng. Kadang masih banyak orang tua diluar sana yang
masih suka menjodoh-jodohkan anaknya.
Film ini lebih banyak nilai edukasi. Film ini juga punya
premis cerita yang segar, sayangnya seakan tidak sesuai dengan judulnya. Kalau
kalian lihat cuplikannya, kalian pasti berpikir bahwa film ini seputar romansa
Ayla dan Arsen.
Memang, kisah Ayla dan Arsen memiliki porsi yang cukup
banyak. Namun, sorotan yang lebih banyak justru kisah keluarga Ayla dan segala
perjodohannya. Konflik keluarga antara ayah dan anak ceweknya punya peran yang
lebih padat dan pas.
Malah, tampaknya judul film ini lebih cocok jadi The Perfect Father. Soalnya, jalan
cerita soal suami sempurna layaknya judul The
Perfect Husband hanya tersirat di akhir cerita. Bisa dibilang, topik keluarga
ini jadi posisi pemeran utama. Puncak
film ini justru pada hubungan Ayla dan ayahnya.
Dengan peran yang membuat kalian pasti susah menahan air
mata, film ini makin terbukti tidak sesuai dengan judulnya. Soalnya, film ini
lebih mengisahkan kecintaan sang ayah pada anaknya. Makna yang tersirat dalam
film ini juga tentang edukasi remaja dalam keluarga adalah unsur penting.
Biasanya, para remaja sekarang ini masih tidak bisa menganggap keluarga adalah
unsur yang penting.
Kalian bisa lihat sang sutradara, Rudy Aryanto, menggarap
dengan hati-hati. Seakan, dia tidak mau kehilangan keluarganya beserta nilai-nilai
kesopanannya. Dianggap cukup baik, film ini seakan ingin memberi nilai yang positif dibanding bikin penonton
baper soal romansa remajanya.
Ini adalah kisah cinta remaja yang
berbelit-belit, yang menggambarkan bagaimana tepatnya dalam kehidupan sosial,
setiap orang bersikap menghakimi terhadap orang lain. Dan film ini membuat
prasangka tersebut tidak benar adanya. Seperti ketika film lewat tokoh ayah
Ayla menghakimi rocker tanpa memberi
kesempatan pihak itu membela diri. Perjodohan dan konflik keinginan anak dengan
keinginan orangtua dijadikan panggung untuk mengeksplorasi masalah tersebut,
yang sebenarnya disampaikan dengan ringan. Menjadikan pesan dan feeling film ini tidak untuk semua
orang. Ironisnya, jika kalian menahan perasaan judgmental terhadap film ini dan mau tetap duduk di sana, film ini
sebenarnya adalah sebuah tontonan yang bisa ditonton dengan penampilan akting
yang menarik.
Terimakasih telah membaca.
Silakan tinggalkan Kritik dan Saran di Komentar.
Sekali lagi penulis ucapkan terima kasih:))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar