Rabu, 18 September 2019

Kritik Sastra Film The Perfect Husband


The Perfect Father
Kritik Sastra Film “ The Perfect Husband





Disusun Oleh :
Kelompok 7
1.    DN
2.    HPZ
3.    SY
4.    TMR


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 7 BANDUNG
Jalan Soekarno-Hatta No. 596 RT 011 RW 004, Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buahbatu, Bandung Telp.+62-22-7563077, Fax.+62-22-7563077

TAHUN 2018


Identitas Karya Sastra

Judul                           : The Perfect Father
Sutradara                     : Rudy Aryanto
Penulis Naskah            : Indah Ryana
Ide Cerita                    : Novel “The Perfect Husband”





The Perfect Father
Karya Novel The Perfect Husband

            Screenplay kembali menyapa penikmat film Indonesia dengan merilis film The Perfect Husband. Film yang diadaptasi dari novel karya Indah Riyana tersebut menampilkan cerita segar dibanding film-film produksi Screenplay sebelumnya.
            The Perfect Husband adalah contoh sempurna dari formula kisah cinta dalam film televisi, ia tidak membuang waktu memperlihatkan bagaimana Ayla, gadis cantik anak kelas 3 SMA, yang mobilnya bersenggolan dengan mobil seorang pria berseragam pilot, yang ternyata adalah pria yang telah diperintahkan oleh ayah Ayla untuk menjadi calon suami Ayla.
            Mendengar informasi sepihak tentang masa depan hidupnya, terang saja Ayla bereaksi heboh. Dia tidak berlama-lama di fase penyangkalan. Kemudian dia bisa dibilang  langsung marah, dan Ayla tetap bertahan di tahap tersebut. Ayla mengambil sikap protes kepada ayahnya. Dia menolak Arsen si pilot, mentah-mentah. Di balik usianya, Ayla memang tampak seperti wanita muda dengan pola pikir yang cukup kritis, namun film tidak berada di jalur yang demikian. Alasan Ayla tidak mau dijodohkan adalah karena Arsen hanya pemuda jika dibandingkan dengan ayahnya, dan Ayla sudah punya pacar anak band.
            Berikutnya, Alih-alih  membuat diri dan pacarnya tampil lebih baik sehingga dapat dipercaya di mata ayah, Ayla malah sengaja tampil  kurang ajar. Sampai teman satu geng Ayla sendiri malah jadi kasihan kepada Arsen yang selalu ‘dikasarin’ sama Ayla. Sebenarnya, perspektif ini yang membuat film menjadi menarik. Ayla melakukan segala cara minus, mulai dari bersikap dingin, terang-terangan memiih Ando, bersikap cuek, sampai berbohong dalam upayanya mengeluarkan diri dari perjodohan. Ayla ingin menggunakan penilaian ayahnya terhadap Ando sebagai senjata utamanya kala keluarga Arsen datang berkunjung. Tapi tentu saja, hal tersebut semakin membuktikan ketidaksukaan ayahnya kepada pilihan Ayla yang begundal. Dinamika ayah-anak ini menjadi bumbu cerita. Arsen kerap meminta panduan dari calon mertuanya demi meluluhkan hati Ayla.
            Umur ayah menjadi semakin singkat karena mendengar kebohongan Ayla, ketika Ayla sedang di Club bersama pacarnya. Sang kakak mengabari Ayla bahwa Ayahnya sudah tiada. Pada saat itu Ayla merasa menyesal karena tidak mendengarkan perkataan ayahnya. Ayla menyadari bahwa maksud dari perjodohan ini, yaitu untuk masa depannya sendiri dan perasaanya pun tidak bisa dibohongi bahwa Ayla menyukai Arsen.

            Semua orang di dalam film ini saling bersikap  menghakimi terhadap satu sama lain. Ayah menjodohkan Ayla karena ia tidak percaya pergaulan  dan pilihan Ayla. Begitupun Ayla punya curiga kepada Arsen kenapa mau saja dijodohkan. Masih ada ibu Arsen yang punya prasangka dan penilaian sendiri terhadap Ayla.
            Film drama komedi ini menawarkan cerita zaman kekinian dengan unsur jaman dulu. Meski cerita yang dihadirkan seputar romansa remaja dan segala dinamikanya, The Perfect Husband memiliki tema perjodohan. Yap, zaman sekarang seakan perjodohan dianggap bahasan yang dianggap enteng. Kadang masih banyak orang tua diluar sana yang masih suka menjodoh-jodohkan anaknya.
            Film ini lebih banyak nilai edukasi. Film ini juga punya premis cerita yang segar, sayangnya seakan tidak sesuai dengan judulnya. Kalau kalian lihat cuplikannya, kalian pasti berpikir bahwa film ini seputar romansa Ayla dan Arsen.
            Memang, kisah Ayla dan Arsen memiliki porsi yang cukup banyak. Namun, sorotan yang lebih banyak justru kisah keluarga Ayla dan segala perjodohannya. Konflik keluarga antara ayah dan anak ceweknya punya peran yang lebih padat dan pas.
            Malah, tampaknya judul film ini lebih cocok jadi The Perfect Father. Soalnya, jalan cerita soal suami sempurna layaknya judul The Perfect Husband hanya tersirat di akhir cerita. Bisa dibilang, topik keluarga ini jadi  posisi pemeran utama. Puncak film ini justru pada hubungan Ayla dan ayahnya.
            Dengan peran yang membuat kalian pasti susah menahan air mata, film ini makin terbukti tidak sesuai dengan judulnya. Soalnya, film ini lebih mengisahkan kecintaan sang ayah pada anaknya. Makna yang tersirat dalam film ini juga tentang edukasi remaja dalam keluarga adalah unsur penting. Biasanya, para remaja sekarang ini masih tidak bisa menganggap keluarga adalah unsur yang penting.
            Kalian bisa lihat sang sutradara, Rudy Aryanto, menggarap dengan hati-hati. Seakan, dia tidak mau kehilangan keluarganya beserta nilai-nilai kesopanannya. Dianggap cukup baik, film ini seakan ingin memberi  nilai yang positif dibanding bikin penonton baper soal romansa remajanya.
            Ini adalah kisah cinta remaja yang berbelit-belit, yang menggambarkan bagaimana tepatnya dalam kehidupan sosial, setiap orang bersikap menghakimi terhadap orang lain. Dan film ini membuat prasangka tersebut tidak benar adanya. Seperti ketika film lewat tokoh ayah Ayla menghakimi rocker tanpa memberi kesempatan pihak itu membela diri. Perjodohan dan konflik keinginan anak dengan keinginan orangtua dijadikan panggung untuk mengeksplorasi masalah tersebut, yang sebenarnya disampaikan dengan ringan. Menjadikan pesan dan feeling film ini tidak untuk semua orang. Ironisnya, jika kalian menahan perasaan judgmental terhadap film ini dan mau tetap duduk di sana, film ini sebenarnya adalah sebuah tontonan yang bisa ditonton dengan penampilan akting yang menarik.



Terimakasih telah membaca.
Silakan tinggalkan Kritik dan Saran di Komentar.
Sekali lagi penulis ucapkan terima kasih:))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar